Beberapa Tips Yang Wajib Diperhatikan Dalam Memilih Kenari Bakalan

Memiliki kenari yang dapat dibanggakan di arena kontes merupakan impian setiap kicau mania. Rasanya jauh lebih bangga jika burung yang dapat dibanggakan merupakan hasil upaya sendiri sejak awal, mulai dari memilih bakalan, merawat dan melatihnya. Ciri-ciri kenari unggul dapat diketahui sejak burung tersebut masih muda (bakalan). Hal utama yang harus diperhatikan adalah kenari bakalan yang dipilih harus sehat dan bagian tubuhnya tidak cacat.


Berikut ini adalah beberapa tips dalam memilih kenari bakalan yang baik:

Beberapa Tips Yang Wajib Diperhatikan Dalam Memilih Kenari Bakalan

1. Bentuk Fisik.

Tubuh besar, panjang dan dadanya bidang menjadi salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih kenari yang bagus. Kelak semua faktor itu akan berpengaruh pada penampilan kenari. Kenari dengan ciri fisik seperti itu pasti tampak lebih menarik jika dibandingkan dengan sesama jenisnya.

Pengaruh fisik pada kenari tidak lepas dari suara dan mentalnya. Umumnya kenari yang fisiknya besar mempunyai volume suara yang besar pula. Mental atau keberanian untuk berkicau pun kelak dapat diandalkan sehingga tidak terlalu mengecewakan jika diarahkan sebagai burung lapangan. Jika akan ditangkar, keturunan yang dihasilkan juga dapat diharapkan mempunyai postur tubuh yang sama besar atau bahkan mungkin bisa lebih besar dari induknya.

2. Leher Jenjang.

Kenari yang memiliki leher panjang biasanya memiliki suara panjang. Kalau sudah terlatih, variasi suara yang dikicaukan kenari ini lebih enak didengar. Disamping itu, gelembung suara (gondok) yang dimilikinya juga tampak menarik jika dilihat.

Gambaran tersebut  tidak dapat disamakan dengan Kenari Gloster sebab kenari Gloster memang berleher pendek dan ini menjadi ciri khasnya. Dalam memilih kenari, hal yang harus diutamakan adalah kenari yang selalu menggembungkan lehernya setiap kali berkicau, sedangkan kenari yang lehernya tidak menggembung saat berkicau sebaiknya tidak dipilih. Selain kurang menarik saat berkicau, kenari yang tidak menggembungkan lehernya saat berkicau juga menandakan bahwa suara yang dimilikinya kurang baik.

3. Volume Suara.

Volume suara yang besar, tajam dan tebal menjadi dasar pada saat memilih kenari muda atau yang masih bakalan, khususnya untuk Kenari Holland dan Yorkshire. Pada kenari Gloster, pemilihan dasar suaranya lebih diarahkan pada ketajamannya atau kerasnya suara karena tipe suara yang tajam sudah menjadi ciri khasnya. Untuk kenari Taiwan dan kenari RRC juga diupayakan memilih volume suara yang besar dan harus tebal. Sebaiknya dihindarkan membeli bakalan kenari yang sebagian variasi suaranya serak, terutama bila kenari tersebut akan dikonteskan.

4. Suara Andalan.

Kenari yang selalu diunggulkan di arena kontes pasti memiliki suara andalan. Akan tetapi setiap jenis kenari memiliki ciri tersendiri saat mengeluarkan suara andalannya. Dapat dikatakan bahwa suara andalan tersebut merupakan bawaan burung yang bersangkutan sehingga tinggal membinanya. Meskipun demikian, pembinaan suara kenari dapat pula melalui pemasteran suara.

Suara andalan pada kenari Holland biasanya lebih menonjol daripada kenari jenis lain, apalagi kenari Holland yang impor dan bukan hasil budi daya lokal. Sebagai contoh, kenari Holland mengandalkan lekukan suara dalam dan kicauan yang menggelombang; kenari Yorkshire mengandalkan ketajaman suara; kenari Bolder mengandalkan kocokan suara.

Suara andalan dikeluarkan kenari pada kocokan suara saat pelakukan pergantian variasi suara. Adakalanya suara andalan kenari dilakukan dengan mengeluarkan suara dalam atau lebih dikenal dengan sedotan suara.

Memang agak sulit menggambarkan suara andalan seperti dimaksudkan, apalagi bagi orang yang belum benar-benar memahami suara kenari. Sebagai gambaran, suara andalan yang dikicaukannya itu jarang dilakukan kenari lain sejenisnya. 

5. Paruh.

Ukuran dan bentuk paruh kenari berkaitan erat dengan tipe suara yang dimilikinya. Sekalipun demikian agak sulit menafsirkannya pada burung yang satu ini karena ukuran atau bentuk paruh pada setiap jenis kenari yang ada tidak terlalu berbeda. Walaupun begitu, perbedaannya pasti ada jika benar-benar diamati.

Berdasarkan ukuran dan bentuknya, paruh kenari dibagi dalam tiga kategori . Masing-masing kategori tentu saja mempunyai keunggulan dan kelemahan. 


  • Paruh Panjang
Paruh kenari dianggap panjang jika dicirikan bentuknya yang tampak tebal dan lengkungan bagian paruh atas terlihat lebih jelas. Dengan demikian, bentuk paruhnya tidak simetris atau paruh bagian atas menutupi seluruh bagian paruh bawah, terutama ujungnya. Kenari yang mempunyai paruh demikian biasanya pada saat berkicau lebih mengandalkan suara-suara dalam yang keras dan tajam. Jika diamati dengan baik, paruh burung tersebut terbuka lebar pada saat berkicau.

Kenari yang terlalu membuka paruhnya pada saat berkicau mempunyai kelemahan. Kenari seperti ini biasanya kurang mampu mengombinasikan variasi suara secara terus menerus. Istilah lebih tepatnya, kenari seperti ini sering memutus variasi suaranya, sekalipun burung tersebut sudah cukup terlatih. Terlebih lagi jika tingkat emosinya sudah meninggi pada saat diadu suaranya dengan kenari lain atau dikonteskan. Namun, kelebihan dalam menyuarakan suara-suara yang menjadi keunggulannya jelas lebih bisa didengar dan dirasakan bagi yang memahami benar suara kenari sehigga mampu menutupi kelemahannya. Kenari jenis Holland dan Yorkshire paling banyak yang paruhnya terbuka lebar saat berkicau.


  • Paruh Sedang
Paruh yang berukuran sedang biasanya dicirikan dengan permukaan paruh yang melipat ke bagian dalam dan paruhnya tidak tampak tebal.  Kenari dengan ciri paruh ini, variasi suaranya cukup baik karena mampu mengulang beberapa variasi suara secara sambung menyambung dan tidak terputus-putus. Jika diamati dengan seksama, paruhnya tidak terlalu dibuka saat berkicau.

Kelemahan kenari berparuh sedang ini kurang mampu menampilkan senjata suaranya secara maksimal, volume suaranya tidak terlalu besar dan ketajaman suaranya kurang bisa diharapkan. Kalaupun mempunyai keunggulan suara, biasanya pada kocokan atau tekukan suaranya. Kenari Holland, Gloster dan RRC banyak yang mempunyai paruh berukuran sedang, begitu pula dengan kenari Taiwan.


  • Paruh Pendek
Paruh yang ukurannya pendek biasanya dicirikan dengan ratanya bibir paruh atas dan bawah (simetris). Kelemahan dari kenari yang paruhnya pendek, suara yang dikicaukannya kurang keras dan tidak tajam atau sering disebut bersuara tipis. Kelebihannya burung ini cukup baik dijadikan kenari penyanyi dalam ruangan karena suara menyenangkan untuk didengar.

Mengigat suara kicauannya tidak membuat telinga sakit, sekalipun didengar dalam jarak relatif dekat, maka suara burung ini sangat enak didengar. Disamping itu, tipe paruh yang  pendek selalu mengandalkan ketukan suara seperti yang dilakukan kenari Gloster dan kenari RRC. 

Akan tetapi, kenari yang suaranya tipis dan tidak tajam tidak dapat dijadikan burung lapangan karena sulit diharapkan mendaji juara diantara sesama jenis, sekalipun burung tersebut memiliki senjata suara yang bisa diandalkan. Alasannya, suara seperti ini kurang jelas disenandungkan atau tertutup oleh suara kenari lain yang berkicau lebih besar, lebih keras dan cukup tajam.

Baca juga : 5 Jenis Kenari yang Populer Di Pasaran

Sekalipun demikian hal tersebut tidak dapat menjamin bahwa burung bersangkutan akan menjadi juara atau menghasilkan keturunan kenari unggul. Untuk itu perlu ditopang dengan perawatan yang baik dan upaya perbaikan kualitas pada saat pemeliharaannya.

Share this

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Pertanyaan dan komentar Anda akan segera muncul setelah ditinjau, dan akan segera kami balas. Terima kasih. EmoticonEmoticon