Halo para Petlovers... bagaimana kabar Anda dan hewan kesayangan Anda? Semoga semua dalam keadaan sehat yaa..
Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi cerita mengenai asal-usul kucing imut yang satu ini, yaitu Sphynx Cat.
Mungkin Anda pernah melihat seekor kucing yang memiliki penampilan tanpa bulu, dan hanya tampak kulit yang polos di seluruh tubuhnya. Bagi sebagian orang yang tidak tahu, pasti akan mengira bahwa kucing ini sedang sakit, atau menderita kelainan, atau mungkin bulunya sedang rontok, hehe... Asal tahu saja, kucing-kucing ini asli lho !
Dan sekarang saatnya kita mengenal sejarah cerita mengenai Sphynx cat ini.
Kalau kita mendengar kata 'Sphynx', maka kita akan berpikir tentang patung pada bangunan piramida yang terdapat di Mesir. Ya, sebagian orang mengenal Sphynx cat ini dengan sebutan 'kucing mesir' karena namanya yang berbau Mesir.
Namun, kucing tanpa bulu ini sebenarnya dahulu bernama Canadian hairless.
Selama beberapa ratus tahun terakhir, kucing tanpa bulu terlahir secara spontan dari kucing-kucing domestik berbulu pendek.
Kucing-kucing yang mengalami mutasi ini ditemukan di beberapa tempat, seperti Canada, Maroco, Mexico, Rusia, Perancis, Australia, dan Amerika. Namun, kucing-kucing ini sebagian mati karena kurang perawatan atau karena berbagai masalah perkembangbiakan.
Pada tahun 1960, sepasang kucing lokal berbulu pendek di Canada melahirkan anak-anak kucing tanpa bulu. Dan sejak saat itulah, kucing tanpa bulu mulai dikembangbiakkan.
Pada tahun 1970, sebuah asosiasi bernama Cat Fanciers Association (CFA) memberikan status pada kucing tanpa bulu dengan nama Canadian Hairless.
Tetapi setahun kemudian, CFA menarik kembali keputusannya, karena masalah kesehatan dan perkembangbiakan, dan menganggap kucing tanpa bulu ini merupakan gen yang mematikan. Akhirnya kucing-kucing ini menjadi punah.
Pada tahun 1975, pemilik sebuah pertanian di Minnesota bernama Milt dan Ethelyn, mempunyai seekor anak kucing tanpa bulu yang lahir dari kucing normal, dan diberi nama Jezabelle. Setahun kemudian, Jezabelle melahirkan anak-anak kucing tanpa bulu yang diberi nama Epidermis dan Dermis, yang kemudian anak-anak kucing ini dibeli oleh seorang Breeder kucing dari Oregon, bernama Kim Mueske.
Keturunan dari Epidermis dan Dermis ini, kemudian disebut sebagai garis keturunan Pearson.
Sementara itu, seorang Breeder lain dari Minnesota bernama Georgiana Gattenby juga mencoba mengembangbiakkan kucing tanpa bulu dari induk lain bernama Pearson, yang kemudian juga menghasilkan anak kucing tanpa bulu. Anak-anak kucing tanpa bulu ini kemudian dikawinkan dengan ras jenis Devon Rex (jenis ras bulu keriting) untuk memperkuat sifat-sifat genetiknya.
Kucing-kucing tersebut tumbuh sehat dan diberi nama Sphynx.
Nama tersebut diambil dari Sphynx besar yang ada di Giza, Mesir.
Tahun 1978, seorang Breeder kucing di Canada bernama Shirley Smith memiliki seekor kucing jantan tanpa bulu yang diberi nama Bambi. Bambi kemudian dikebiri dan dipelihara sebagai kucing kesayangan.
Setahun kemudian, induk dari Bambi melahirkan dua ekor kucing tanpa bulu yang diberi nama Punkie dan Paloma.
Pada tahun 1983, Shirley Smith mengirimkan Punkie dan Paloma kepada Dr. Hernandez di Belanda untuk dikembangbiakkan. Kemudian Dr. Hernandez juga mengawinkan kucing-kucing tersebut dengan ras Devon Rex. Ia juga menemukan fakta bahwa kucing tanpa bulu memiliki gen yang lebih dominan daripada gen bulu keriting seperti pada ras Devon Rex, tetapi resesif terhadap gen berbulu pada kucing normal.
Kucing keturunan Punkie, Paloma, dan Pearson (dari keturunan Dermis dan Epidermis) inilah yang kemudian menjadi dasar pengembangan kucing ras Sphynx.
Keempat kucing inilah yang menjadi nenek moyang sebagian besar kucing Sphynx, yang terlahir sampai saat ini.
Pada tahun 1998, CFA mulai menerima registrasi ras Sphynx, dan tahun 2000 telah terdaftar 120 ekor kucing ras Sphynx di CFA. Dan kucing-kucing ini terdaftar sebagai kucing ras yang dilindungi dan dikontrol standardnya.
(Referensi : ipetmagazine - Freemagz4petlovers)
Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi cerita mengenai asal-usul kucing imut yang satu ini, yaitu Sphynx Cat.
Mungkin Anda pernah melihat seekor kucing yang memiliki penampilan tanpa bulu, dan hanya tampak kulit yang polos di seluruh tubuhnya. Bagi sebagian orang yang tidak tahu, pasti akan mengira bahwa kucing ini sedang sakit, atau menderita kelainan, atau mungkin bulunya sedang rontok, hehe... Asal tahu saja, kucing-kucing ini asli lho !
Dan sekarang saatnya kita mengenal sejarah cerita mengenai Sphynx cat ini.
Kalau kita mendengar kata 'Sphynx', maka kita akan berpikir tentang patung pada bangunan piramida yang terdapat di Mesir. Ya, sebagian orang mengenal Sphynx cat ini dengan sebutan 'kucing mesir' karena namanya yang berbau Mesir.
Namun, kucing tanpa bulu ini sebenarnya dahulu bernama Canadian hairless.
Sphynx Cat (Image by flickr) |
Selama beberapa ratus tahun terakhir, kucing tanpa bulu terlahir secara spontan dari kucing-kucing domestik berbulu pendek.
Kucing-kucing yang mengalami mutasi ini ditemukan di beberapa tempat, seperti Canada, Maroco, Mexico, Rusia, Perancis, Australia, dan Amerika. Namun, kucing-kucing ini sebagian mati karena kurang perawatan atau karena berbagai masalah perkembangbiakan.
Pada tahun 1960, sepasang kucing lokal berbulu pendek di Canada melahirkan anak-anak kucing tanpa bulu. Dan sejak saat itulah, kucing tanpa bulu mulai dikembangbiakkan.
Pada tahun 1970, sebuah asosiasi bernama Cat Fanciers Association (CFA) memberikan status pada kucing tanpa bulu dengan nama Canadian Hairless.
Tetapi setahun kemudian, CFA menarik kembali keputusannya, karena masalah kesehatan dan perkembangbiakan, dan menganggap kucing tanpa bulu ini merupakan gen yang mematikan. Akhirnya kucing-kucing ini menjadi punah.
Sphynx Cat (image by flickr) |
Keturunan dari Epidermis dan Dermis ini, kemudian disebut sebagai garis keturunan Pearson.
Sementara itu, seorang Breeder lain dari Minnesota bernama Georgiana Gattenby juga mencoba mengembangbiakkan kucing tanpa bulu dari induk lain bernama Pearson, yang kemudian juga menghasilkan anak kucing tanpa bulu. Anak-anak kucing tanpa bulu ini kemudian dikawinkan dengan ras jenis Devon Rex (jenis ras bulu keriting) untuk memperkuat sifat-sifat genetiknya.
Kucing-kucing tersebut tumbuh sehat dan diberi nama Sphynx.
Nama tersebut diambil dari Sphynx besar yang ada di Giza, Mesir.
Tahun 1978, seorang Breeder kucing di Canada bernama Shirley Smith memiliki seekor kucing jantan tanpa bulu yang diberi nama Bambi. Bambi kemudian dikebiri dan dipelihara sebagai kucing kesayangan.
Setahun kemudian, induk dari Bambi melahirkan dua ekor kucing tanpa bulu yang diberi nama Punkie dan Paloma.
Pada tahun 1983, Shirley Smith mengirimkan Punkie dan Paloma kepada Dr. Hernandez di Belanda untuk dikembangbiakkan. Kemudian Dr. Hernandez juga mengawinkan kucing-kucing tersebut dengan ras Devon Rex. Ia juga menemukan fakta bahwa kucing tanpa bulu memiliki gen yang lebih dominan daripada gen bulu keriting seperti pada ras Devon Rex, tetapi resesif terhadap gen berbulu pada kucing normal.
Sphynx Cat (image by flickr) |
Keempat kucing inilah yang menjadi nenek moyang sebagian besar kucing Sphynx, yang terlahir sampai saat ini.
Pada tahun 1998, CFA mulai menerima registrasi ras Sphynx, dan tahun 2000 telah terdaftar 120 ekor kucing ras Sphynx di CFA. Dan kucing-kucing ini terdaftar sebagai kucing ras yang dilindungi dan dikontrol standardnya.
(Referensi : ipetmagazine - Freemagz4petlovers)
Pertanyaan dan komentar Anda akan segera muncul setelah ditinjau, dan akan segera kami balas. Terima kasih. EmoticonEmoticon